Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat

 

Networking For WONNER (Wonderfull Of Enterpreuner) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Dempul Pengentas Kemiskinan Untuk Mengubah Mustahik Menjadi Muzakki


Karya Tulis Esai ini disusun untuk mengikuti pembinaan tahap ke-3 Peserta         Bantuan Biaya Pendidikan (BBP) Baznas (Bazis) Provinsi DKI Jakarta

Di Tulis Oleh :

Syahrul Kusnaydi

Asal Aliansi :

Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka ( UHAMKA )

2020

 


 

Pendahuluan

Mustahik adalah orang-orang yang berhak menerima zakat1, mustahik terbagi menjadi delapan golongan, yaitu : fakir, miskin, riqab, gharim, mualaf, fi sabilillah, ibnu sabil, dan amil zakat. Muzakki adalah orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat2, zakat merupakan berupa sebagian harta yang harus dikeluarkan oleh muzakki dengan jumlah tertentu apabila harta yang dimilikinya sudah mencapai nisab tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mustahik adalah golongan-golongan orang yang lemah dan dikategorikan sebagai orang yang lebih berhak untuk menerima bantuan, dan muzakki adalah golongan orang yang kuat yang memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan bantuan.

Dari kesimpulan diatas terdapat sesuatu yang bisa dipetik yaitu, dalam Islam diajarkan bahwa setiap Muslim diharuskan untuk saling tolong-menolong, antara pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Akan tetapi sering dipahami bahwa untuk pemaknaan terhadap pihak yang kuat adalah berupa individu yang kuat, padahal pihak yang kuat tidak selalu mutlak kepada individu yang kuat, tetapi juga bisa tercipta dari sekelompok orang-orang  yang belum mencapai kategori pihak yang kuat, yang bersatu dan bersinergi sehingga dapat menjadi golongan pihak yang kuat, yang dapat memberikan bantuan, manfaat, atau pemberdayaan kepada pihak yang memerlukan bantuan (pihak yang lemah atau mustahik). Dalam esai ini saya ingin membahas tentang bagaimana cara kita untuk menutupi kekurangan kita dalam mentransformasi mustahik menjadi muzakki melalui pemberdayaan dibidang kewirausahaan.

Pembahasan

Sebelum kita membahas tentang pembahasan yang lebih lanjut, saya ingin berbagi sebuah kisah atau pengalaman dalam hidup saya. Pada saat itu saya sedang mengikuti pelatihan „da’i perkotaan‟, saat itu kami terdiri dari 20 orang peserta pelatihan, seperti yang kita ketahui da’i adalah seorang pendakwah, akan tetapi da’i ini memiliki sebuah ciri khas yang berbeda dari da’i sebelumnya yang dimana terdapat kalimat lanjutan berupa

perkotaan. Dai perkotaan lebih dari arti seorang da’i yang berada di kota, akan tetapi lebih dalam lagi yaitu, perkotaan identik dengan kemajuan atau kesejahteraan, sehingga da’i perkotaan ini dipahami dengan seorang da’i yang berdakwah dengan cara meningkatkan kesejahteraan umat atau masyarakat yang memerlukan bantuan melalui  sebuah pemberdayaan yang dapat dikelola oleh masyarakat tersebut secara mandiri dan terus menerus, sehingga meningkatlah kesejahteraannya. Ketika kami sedang mengikuti pelatihan salah satu pemateri bertanya kepada kami “Sampeyan ini kesini mau ngapain?, dalam rangka apa?”, kami pun mejawab “Untuk memberdayakan masyarakat”, lalu beliau pun bertanya kepada kami “Sampeyan ingin memberdayakan masyarakat?, memangnya sampeyan sudah berdaya?”, tidak ada satupun dari kami yang menjawab pertanyaan tersebut, hingga akhirnya beliau bertanya kepada kami satu per-satu dan tidak ada satupun dari kami yang mampu menjawab pertanyaan beliau. Kemudian beliau berbicara “Memang kita ini belum berdaya, termasuk saya, saya pun belum berdaya”, “akan tetapi untuk memberdayakan masyarakat kita jangan pernah berfikir untuk satu banding satu, akan tetapi kita harus mengumpulkan kekuatan sehingga tidak satu banding satu, akan tetapi dua puluh banding satu atau lebih”. Ketika saat itu lah saya merasa tertegun dan terbuka fikiran saya, bahwasannya benar yang dikatakan oleh beliau, mengapa kita berfikir untuk satu banding satu, mengapa kita tidak mengumpulkan kekuatan untuk perbandingan satu itu.

Dari sekilas kisah saya diatas itulah yang menjadikan saya untuk memilih judul dalam esai ini berupa „Networking For WONNER (Wonderfull Of Enterpreuner) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Dempul Pengentas Kemiskinan Untuk Mengubah Mustahik Menjadi Muzakki‟. Dempul merupakan sebuah bahan yang digunakan untuk menambal lubang-lubang yang terdapat pada sebuah kayu atau besi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dari kayu dan besi tersebut yang akan digunakan sebagai sebuah pilar atau pondasi dalam menciptakan sesuatu sehingga menjadi kokoh, hal ini digunakan untuk menghemat sumber daya dan mempersingkat waktu daripada harus menanam pohon lalu dirawat hingga tumbuh menjadi besar, jika sudah besar di tebang, lalu dipotong dan dihaluskan untuk mendapatkan sebuah kayu yang kokoh, belum lagi dengan kemungkinan- kemungkinan yang dapat menghambat hingga berujung kegagalan dalam mendapatkan kayu tersebut misalnya pohon yang ditanam belum besar tapi sudah tumbang atau mati dan lain sebagainya. Sama halnya dengan memberikan bantuan, manfaat, atau pemberdayaan kepada pihak yang lemah (mustahik), daripada harus menunggu diri kita untuk mencapai kategori pihak yang kuat (berdaya), mengapa tidak kita tambal saja kekurangan yang ada dalam diri kita?, dengan cara menyatukan kekuatan yang kita miliki dan saling melengkapi satu sama lain dalam sebuah wadah (organisasi) yang bergerak untuk menciptakan kegiatan kewirausahaan. Hal ini lah yang melatar belakangi judul ini sebagai “Networking For  Wonner (Wonderfull Of Enterpreuner)” yang memanfaatkan jaringan kerjasama untuk mencapai kemenangan yaitu menciptakan sebuah pengusaha yang luar biasa, sehingga pihak yang benar-benar memerlukan bantuan (mustahik) dengan segera dapat diberikan bantuan berupa pemberdayaan melalui kegiatan kewirausahaan sehingga dapat bertransformasi menjadi muzakki.

Kemudian untuk kewirausahaan itu sendiri memiliki sifat tidak tetap atau tidak mutlak. Walaupun kewirausahaan identik dengan sebuah kegiatan dagang, akan tetapi esensi dari kewirausahaan itu sendiri bukan terletak pada kegiatan daganganya, melainkan kepada kemampuan diri kita dalam membaca peluang yang ada di sekitar lingkungan kita dan peluang tersebut bersifat fleksibel serta berubah-ubah yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga penetapan dari bidang kewirausahaannya tidak dapat ditentukan secara mutlak melainkan tergantung dari peluang yang ada saat ini, sumber daya setempat yang dapat dimanfaatkan serta keterampilan yang dikuasai oleh masyarakat setempat, misalnya ditengah pandemi saat ini yang sangat dicari dan diperlukan masyarakat adalah alat-alat kesehatan, alat-alat kebersihan, dan suplemen makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, maka peluang untuk mustahik yang memiliki keterampilan atau terbiasa dengan hal bercocok tanam adalah menanam dan mengolah tanaman-tanaman herbal yang dapat dijadikan minuman atau makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau membuat alat-alat kebersihan yang dapat dibuat melalui tanaman seperti handsanitizer, sabun, dan lain-lain. Atau untuk masyarakat yang memiliki keterampilan menjahit maka dapat membuat masker, APD, dan lain sebagainya.

Selanjutnya yang menjadi hal terpenting ketika kita sudah membentuk sebuah organisasi untuk memberdayakan mustahik dibidang kewirausahaan sebagai wadah pengumpulan kekuatan untuk memberikan bantuan atau manfaat kepada mustahik adalah membentuk manajemen organisasi tersebut. Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management yang berati pengelolaan, sedangkan menurut istilah manajemen adalah sebuah kegiatan mengelola suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan organisasi, karena tidak ada satupun organisasi yang dapat eksis tanpa adanya manajemen, bahkan keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh praktik manajemen yang dijalankannya3. Oleh karena itu manajemen dalam organisasi amatlah penting karena yang menjadi keberhasilan organisasi bukan terletak pada output dari organisasi tersebut, melainkan pada bagaimana manajemen dalam organisasi tersebut, karena akan sia-sia pula jika output atau tujuan organisasi tersebut besar akan tetapi manajemennya bermasalah, bisa jadi tidak akan pernah tercapai tujuannya. Oleh karena itu agar tercapainya tujuan dari organisasi pengumpulan kekuatan ini untuk mentransformasikan mustahik menjadi muzakki melalui pemberdayaan dibidang kewirausahaan diperlukan pula manajemen organisasi yang baik. Manajemen yang diperlukan untuk tercapainya tujuan dari organisasi ini adalah sebagai berikut :

A.      Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi

1.        Visi

Menurut James Whittaker visi adalah arahan yang harus ditempuh oleh organisasi4. Atau dapat kita sederhanakan visi adalah sebuah tujuan puncak yang dimiliki oleh sebuah organisasi.

2.        Misi

Misi menurut James Whittaker adalah tujuan organisasi yang terukur, obyektif, dan spesifik5. Misi merupakan perumusan yang berasal dari visi berupa kegiatan jangka panjang yang mengarahkan pada kegiatan untuk mencapai misi organisasi.

3.        Tujuan

Tujuan merupakan lebih kepada penggambaran secara khusus bagaumana misi dan sasaran organisasi tercapai6, sehingga tujuan merupakan kegiatan atau program jangka pendek yang lebih spesifik dan lebih terukur secara jelas dalam rangka untuk mencapai misi dari organisasi.


Visi, misi, dan tujuan memiliki peran yang sangat besar terhadap jalannya organisasi, karena dengan adanya visi, misi, dan tujuan dapat menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi yang lebih terarah dalam mencapai tujuan organisasi, serta terciptanya jaminan kesatuan dan kebulatan tujuan pada tiap anggota organisasi yang berdampak kepada keharmonisan antar tiap anggota organisasi sehingga tujuan awal dari terbentuknya organisasi dapat dicapai dengan efektif karena terciptanya sinergi yang kuat antar anggota organisasi. Karena bagaimana kita dapat menyatukan kekuatan untuk menciptakan sinergi yang baik antara tiap anggota jika hubungan antara tiap anggota organisasi saja tidak harmonis?, oleh karena itu perlu diadakannya perumusan visi, misi, dan tujuan organisasi dan dalam perumusannya perlu diadakan diskusi dengan para anggota organisasi lainnya.

 

A.       Melakukan Pengamatan Terhadap Peluang dan Budaya Lingkungan Mustahik

Pengamatan yang akan dilakukan dapat menggunakan teknik observasi. Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan, guna memperoleh informasi yang sebenarnya7. Observasi ini diterapkan untuk mendapatkan informasi terkait tentang budaya  lingkungan tempat tinggal mustahik untuk mengetahui keterampilan apa yang dimiliki oleh mustahik dan untuk mendapatkan informasi tentang sumber daya yang dapat dimanfaatkan.

Selain itu pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui peluang apa yang ada pada saat ini, misalnya ditengah pandemi ini seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak saat ini adalah peralatan kebersihan dan kesehatan, lalu kita lihat kembali keterampilan apa yang dikuasai oleh mustahik tersebut serta sumber daya apa yang berada di sekitar lingkungan mustahik yang dapat di manfaatkan, misalnya terdapat lahan yang subur serta mustahik memiliki keterampilan bercocok tanam, setelah melalui pengamatan tersebut maka dapat di tentukan produk apa yang akan dihasilkan. Karena dengan keadaan pandemi dan keterampilan yang dimiliki mustahik bercocok tanam serta sumber daya lingkungannya adalah tanah yang subur, maka produk yang dihasilkan dapat berupa rempah-rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau tanaman yang dapat diolah menjadi sabun, handsanitizer, atau alat kebersihan lainnya.

 

A.      Membuat Perencanaan

Perencanaan dibuat bedasarkan prediksi-prediksi yang didapatkan berdasarkan analisa dari hasil pengamatan, walaupun terdapat pula hal-hal yang tidak dapat diprediksi sama sekali. Akan tetapi perencanaan tetap perlu dibuat untuk menentukan aktivitas-aktivitas untuk menentukan tindakan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada kliennya8. Dalam organisasi ini dengan tujuan untuk mentransformasi mustahik menjadi muzakki sudah pasti yang menjadi klien adalah para mustahik, oleh karena itu setelah dilakukannya pengamatan langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh organisasi adalah menentukan dan melakukan aktivitas-aktivitas dalam rangka untuk memberikan pelayanan kepada mustahik, seperti mencari donatur untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan dalam rangka menunjang kegiatan kewirausahaan yang akan dijalankan untuk mentransformasi mustahik menjadi muzakki seperti, sebagai modal produksi, membeli peralatan-peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk melakukan produksi, dan lain-lain. Selain mencarikan dana kegiatan lainnya adalah menentukan pasar dan mencari pihak distributor untuk memasarkan produk-produk yang telah dibuat oleh mustahik, misalnya membuat APD dapat di pasarkan kepada rumah sakit-rumah sakit yang kekurangan APD, atau handsanitizer dan masker, untuk masyarakat yang kekurangan handsanitizer, masker, dan sabun cuci tangan akibat oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan penimbunan, dan lain sebagainya.

B.       Membentuk Jaringan Kerja 

Membentuk jaringan kerja merupakan hal yang amat penting dalam organisasi untuk mencapai tujuannya, hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Tujuan dari membentuk jaringan kerja adalah untuk membentuk kerja sama yang saling bersinergi untuk meningkatkan ke- efektifan organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam organisasi ini tujuan dari membentuk jaringan kerja adalah untuk menghubungkan antar berbagai pihak untuk saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan masing-masing pihak dan saling menguntungkan. Pihak-pihak yang saling terhubung di dalam kerja sama ini antara lain, mustahik sebagai objek yang akan diberdayakan untuk menciptakan sebuah produk, lembaga kemanusiaan (donatur) sebagai penyedia dana untuk memberdayakan mustahik, pihak distributor produk mustahik untuk memasarkan produk yang sudah di buat oleh mustahik, dan organisasi ini untuk menghubungkan antara mustahik dengan donatur dan pihak ditributor produk. Adapun keuntungan yang didapatkan dari masing-masing pihak dari jaringan kerja sama ini yaitu, mustahik menjadi berdaya dan dapat bertransformasi menjadi seorang muzakki, meningkatnya rasa kepercayaan donatur terhadap lembaga kemanusiaan tersebut, pihak distributor mendapatkan peningkatan peluang penghasilan dari penjualan produk yang dipasarkan, dan organisasi ini tercapainya tujuan untuk mentransformasikan mustahik menjadi muzakki.

A.      Melakukan Pengawasan

Pengawasan yang dlaksanakan dalam manajemen organisasi merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan terhadap penyalahgunaan input yang disediakan (jumlah dan kualitas bahan, uang, peralatan, fasilitas, dan informasi) serta pengawasan terhadap aktivitas pelaksanaan kegiatan organisasi9. Pengawasan yang dilakukan berupa pengawasan terhadap bagaimana jalannya kegiatan yang berlangsung dalam rangka mentrasnformasi mustahik menjadi muzakki, seperti apakah kegiatan yang berlangsung sudah sesuai dengan perencanaan?, lalu apakah modal dan fasilitas yang telah diberikan benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat?. Tujuan dari dilakukannya pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa proses kegiatan untuk mentrasnformasi mustahik menjadi muzakki melalui pemberdayaan di bidang kewirausahaan sudah berjalan dengan maksimal dan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan dari pihak-pihak yang sudah memberikan kepercayaan mereka kepada organisasi kita, seperti donatur yang sudah mempercayakan dana yang dikeluarkan untuk kegiatan organisasi kita, distributor sebagai pihak yang memasarkan produk, serta masyarakat selaku konsumen dari produk yang dipasarkan. 

Kesimpulan

Dalam meberikan bantuan kepada mustahik berupa pemberdayaan melalui bidang kewirausahaan sehingga mustahik dapat bertransformasi menjadi muzakki, tidak harus menunggu diri kita menjadi mampu terlebih dahulu, karena hal tersebut akan sulit bahkan belum tentu kita dapat mencapai tingkat mampu tersebut untuk memberikan pemberdayaan secara individu kepada mustahik. akan tetapi untuk menutupi atau meng-dempul kekurangan yang kita miliki tersebut, kita mampu memberikan pemberdayaan tersebut melalui kerjasama menjadi satu kekuatan dengan orang-orang dan lembaga-lembaga lainnya, bahkan dengan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan diri kita sendiri (individu) secara langsung memberikan pemberdayaan meskipun telah mampu sekalipun.

Dalam menciptakan kewirausahaan yang akan digunakan untuk memberdayakan mustahik tidak dapat bersifat mutlak atau tetap terkait bidang kewirausahaannya, akan tetapi diharuskan melalui analisis-analisis seperti keterampilan dan budaya setempat pada lingkungan mustahik, sumber daya setempat yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan kewirausahaan, dan membaca peluang-peluang yang terdapat di lingkungan masyarakat pada saat ini, sehingga kegiatan kewirausahaan yang ditetapkan dapat berjalan secara maksimal dan tepat sasaran untuk terwujudnya tujuan organisasi untuk mentransformasi mustahik menjadi muzakki.

Kekuatan yang akan kita satukan untuk menutupi kekurangan yang kita miliki harus kita kumpulkan di dalam satu wadah atau organisasi, tujuannya adalah dengan memanfaatkan manajemen yang terdapat dalam organisasi dapat memaksimalkan kekuatan-kekuatan yang telah kita kumpulkan untuk mentransformasi mustahik menjadi muzzaki melalui pemberdayaan di bidang kewirausahaan. Manajemen organisasi tersebut meliputi manajemen-manajemen seperti : Merumuskan visi, misi, dan tujuan organisasi untuk membulatkan tujuan dan menjamin kesatuan tujuan pada masing-masing anggota organisasi sehingga tercipta sinergi yang harmonis antar tiap anggota organisasi, melakukan  pengamatan terhadap peluang dan keterampilan serta budaya lingkungan mustahik yang bertujuan untuk memaksimalkan kegiatan kewirausahaan yang akan dibangun, membuat perencanaan untuk menentukan kegiatan-kegiatan apa saja beserta langkah-langkah yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, membangun jaringan kerja untuk menciptakan kerja sama dalam rangka memperkuat sinergi yang akan dimanfaatkan untuk meningkatkan tingkat ke-efektifan dan keberhasilan organisasi untuk mentransformasi


mustahik menjadi muzakki melalui pemberdayaan dibidang kewirausahaan, serta membuat pengawasan untuk mengkontrol kegiatan-kegiatan yang berlangsung serta pemanfaatan dana atau fasilitas yang telah disediakan untuk mentrasnformasi mustahik menjadi muzakki melalui pemberdayaan dibidang kewirausahaan.

Setelah itu terdapat hal yang tidak kalah pentingnya yang berpengaruh terhadap keberhasilan pada kegiatan kewirausahaan dalam mentransformasi mustahik menjadi muzakki adalah berdo‟a dan meminta kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan kewirausahaan tersebut. Apabila seluruhnya sudah di laksanakan dengan sungguh-sungguh InsyaAllah, transformasi mustahik menjadi muzzaki melalui pemberdayaan dibidang kewirausahaan akan berhasil.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Keluarga: Komponen Sentral dalam Membentuk Masyarakat Utama

Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman