Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuwan


 

MEMBUDIDAYAKAN LITERASI DENGAN SEMANGAT MENULIS UNTUK INSPIRASI


    Berbicara tentang budidaya literasi, tentu kita harus mengetahui beberapa penjelasan mengenai literasi. Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah, mendapatkan ataupun memberikan informasi saat membaca dan menulis. Namun jika dikaji dan dipahami lebih dalam lagi, literasi bukanlah hanya membaca ataupun menulis akan tetapi berhitung, berkomunikasi serta mampu memecahkan suatu masalah juga dapat dikatakan sebagai literasi. Jika melihat dari kondisi masyarakat ataupun generasi muda itu sendiri, hanya terdapat 1 dari 1000 orang yang memiliki gemar membaca ataupun menulis sebagai perumpaan tingkat rendahnya minat baca dan kemampuan literasi di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya pergerakan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi di Indonesia.

    Melihat faktor masyarakat Indonesia yang memiliki budaya literasi sangat rendah dan adanya perkembangan globalisasi seperti mudah mendapatkan informasi melalui media online sehingga mudah terjadinya post truth karena kurangnya membaca dalam pengolahan informasi yang didapatkan. Untuk itu, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu menjadi pelopor pergerakan pembaharuan dalam meningkatkan budaya literasi Indonesia seperti dengan memperkuat gerakan intelektual di ranah internal terlebih dahulu, sembari mempersiapkan untuk memperkuat dalam ranah eksternal. Berbicara mengenai Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, hal ini berlandaskan pada tri kompetensi dasar IMM yakni religiusitas, intelektualitas, dan humanitas, sehingga dapat mewujudkan tujuan “Mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”.

    Maka dari itu, Bidang III Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM FAI UHAMKA 2021-2022 menghadirkan beberapa pelatihan sebagai wadah generasi muda untuk terus mengasah kemampuan dan meningkatkan minat baca sampai mampu menghasilkan karya tulis. Salah satu pelatihan sebagai contoh dari gerakan intelektual ialah mengadakan kelas penulisan yang berkelanjutan mengenai literasi untuk membuka cakrawala berpikir agar dapat mengubah pergeseran tersebut dan mampu menciptakan karya sebagai gerakan pembaharuan.

    SIDIK merupakan kegiatan kelas penulisan dengan menggunakan metode ceramah yang diakhiri diskusi sebagai gerakan nyata untuk memperkuat intelektual internal sampai mampu menciptakan karya tulis berupa buku untuk dipublikasikan dan dibaca oleh khalayak umum hingga dapat dijadikan sebagai rujukan pustaka dalam sebuah penulisan. Kelas penulisan ini diadakan selama 4 kali pertemuan melalui zoom clouds meeting dengan pemaparan materi yang berbeda tema dan narasumber.

    Pada pertemuan pertama, menjelaskan tentang “How About Literacy” oleh Kakanda IMMawan Bayu Jati Prakoso, S.I.Kom. Dalam hal ini dijelaskan dari dasar-dasar penjelasan mengenai literasi sampai pada tantangan yang akan dihadapkan di zaman yang sudah berkembang menjadi serba digital, seperti pentingnya berpikir kritis, harus bisa bersikap adaptif pada lingkungan, bijaksana dalam bermedia seperti mengolah terlebih dahulu informasi yang didapatkan, dan selalu memperkuat literasi teknologi, digital agar tidak tenggelam oleh perkembangan zaman.

    Kelas penulisan dilanjut pada pertemuan kedua yang menjelaskan tentang “Penulisan non fiksi” oleh Ayunda Rafa Basyirah, S.Pd. Pada pertemuan ini sudah menjelaskan secara khusus pada ranah karya penulisan, yang dimana karya penulisan dibagi menjadi dua macam yakni ada karya penulisan fiksi dan non fiksi. Karya penulisan non fiksi merupakan Karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada penulisan ini memiliki beberapa sistematika dalam penulisan antara lain: pendahuluan, kajian pustaka, metodologi, hasil pembahasan, penutup, dan daftar pustaka.

    Pertemuan kelas penulisan dilanjut dengan pembahasan mengenai “karya penulisan fiksi.” Narasumber pada pertemuan ketiga ini menjelaskan alasan kenapa kita harus menulis. “Karena menulis adalah suatu hal yang tidak lepas dari peradaban manusia atau suatu sejarah yang pernah terjadi. Selain itu, menulis karya sastra juga termasuk budaya masyarakat dan salah satu contoh dari perintah Allah swt pada surat Al Alaq ayat 4 yakni tulisan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain (karya penulisan fiksi).” ujar Kakanda Ahmad Soleh, S.Pd. sebagai narasumber kelas penulisan SIDIK di pertemuan ketiga.

    Tiga pertemuan sudah menjelaskan mengenai literasi dan Teknik penulisan. Pada pertemuan yang terakhir, kelas penulisan SIDIK membahas mengenai “seluk beluk proses penerbitan” yang dijelaskan oleh saudara Azhar Ilham Haliwungan. Beliau mengatakan bahwa “agar dapat menghasilkan karya di penerbit yang diinginkan, maka kita harus mengikuti langkah-langkah dan syarat yang berlaku di sebuah penerbitan. Dan kunci utama agar kita dapat memiliki karya penulisan adalah sebagai penulis harus tetap bisa fokus dan menjaga komitmen untuk selalu menulis dan menulis.”

    Seusai diadakan pelatihan kelas penulisan ini, maka bidang III Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM FAI UHAMKA 2021-2022 mengajak kepada seluruh peserta kelas penulisan terpilih untuk ikut serta menulis buku bersama dengan waktu yang ditentukan. Jadi, kelas penulisan ini bukan hanya berbentuk pelatihan literasi semata, namun juga mengajak untuk merealisasikan dengan menulis buku sehingga mampu menciptakan karya dari hasil kemampuan berfikir, membaca, dan menulis para peserta kelas penulisan SIDIK, Kader PK IMM FAI UHAMKA, dan juga pengurus PK IMM FAI UHAMKA 2021-2022. Sesuai dengan nama kelas penulisan SIDIK “Selami Literasi Dengan Ciptakan Karya” dan juga temanya yakni “Semangat Menulis Untuk Inspirasi, Lestarikan Budaya Literasi,” bidang III Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM FAI UHAMKA 2021-2022 mampu menciptakan dan menghadirkan karya buku sebagai bentuk semangat menulis dan mampu melestarikan budaya literasi.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Keluarga: Komponen Sentral dalam Membentuk Masyarakat Utama

Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman